Bentuk-Bentuk Peranan Kekuasaan
Banyak model-model yang dapat dipakai untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Model pertama yaitu wewenang. Wewenang, adalah kekuasaan jabatan yang memperoleh pengesahan dari orang lain, dalam hal ini atasan dan bawahan. Pengertian tentang wewenang dapat dipandang secara klasik dan juga secara pengakuan.
Secara klasik, wewenang dimiliki oleh atasan dan bawahan berkewajiban mematuhinya. Kondisi ini dapat menimbulkan kekuasaan yang sewenang-wenang. Pandangan pengakuan berdasarkan adanya pengakuan dari seseorang yang dipengaruhi terhadap orang lain yang mempengaruhi mereka. Dengan demikian, dalam lingkup sempit, wewenang yang sah belum tentu memperoleh pengakuan orang lain.
Weber menyebut wewenang sebagai wewenang yang legal dan sah. Weber juga membagi wewenang menjadi wewenang kharismatik, rasional, dan tradisional. Indonesia kini menuju kepada pembagian kewenangan antara pusat dan daerah, sehingga azas desentralisasi lebih tampak. Pembagian ini menuju kepada pemberian wewenang kepada daerah lebih besar dengan hak mengelola sendiri daerahnya untuk kegiatan-kegiatan tertentu, dan ada keseimbangan penerimaan antara daerah dan pusat. Hal ini dilakukan untuk mencegah usaha pemisahan diri oleh daerah-daerah. Contoh dari wewenang dalam kehidupan kita yaitu wewenang seorang kepala sekolah. Kepala sekolah memberikan peraturan-peraturan yang wajib ditaati baik guru maupun murid di sekolah tersebut. Biasanya kepala sekolah jika melihat ada murid yang telat langsung disuruh lari mengelilingi lapangan dan lain sebagainya yang dapat membuat orang atau murid tersebut berubah perilakunya agar tidak menerima perlakuan seperti itu lagi dari kepala sekolah.
Model kedua dalam mempengaruhi perilaku seseorang yaitu adanya paksaan atau ancaman atau tekanan. Berbeda dengan wewenang, Kekuasaan disini adalah kekuasaan yang diperoleh seseorang menurut jabatannya dan dipergunakan untuk tujuan diri sendiri atau kelompoknya hanya selama kekuasaan itu berlaku. Pada model ini, kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan yang memaksa untuk pemerasan, tekanan dan ancaman. Contoh dalam kehidupan kita yaitu permpokan. Adapun permpok tersebut mengunakan paksaan atau ancaman kepada korban untuk menyerahkan semua barang berharga yang dimilikinya agar nyawa korban.
Model yang lain yaitu manipulasi. Manipulasi ini oleh sebuah model tidak untuk mempengaruhi seseorang. Model manipulasi bertentangan dengan sebagian besar dari model yang bersifat memaksa yang semata-mata memusatkan perhatian kepada beberapa sifat manusia khususnya ketakutan.
Model manipulasi kebanyakan terdiri dari dua tahap yaitu:
1. Tahap hubungan dan kemudian tahap mempengaruhi. Contoh dari manipulasi seperti calon legislatif memberikan sembako atau uang dan lain-lain didaerahnya dengan tujuan agar masyarakat didaerahnya memberikan suaranya pada saat pemilihan nanti. Dari contoh ini, dengan adanya hubungan antara caleg dengan masyarakat didaerahnya maka dengan mudah ia mempengaruhi masyarakat tersebut.Model selanjutnya yang digunakan dalam mempengaruhi seseorang yaitu model kerjasama.
Model kerjasama disini yaitu mempengaruhi tanpa wewenang atau paksaan. Didalam model ini ada suatu pendekatan yaitu orang harus memegang sebagian besar tanggung jawab untuk berubah pada diri mereka sendiri, sehingga si peubah harus berperan sebagai penolong bukan sebagai pemaksa atau perilaku manipulasi.
Sabtu, 21 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar